Selasa, 19 Januari 2010

Filosofi Gerakan Shalat

Tekpen-Photografi
28 Desember 2009
Exposure 1/20
Afferture 1/5,6
ISO 1600
Canon EOS 1000D


Tekpen-Photografi
28 Desember 2009
Exposure 1/20
Afferture 1/5,6
ISO 1600
Canon EOS 1000D


FILOSOFI GERAKAN SHOLAT

“Mukmin yang bahagia dalam pandangan Allah Swt. Adalah mukmin yang khusyu‟ dalam melaksanakan sholatnya (al-Mu‟min : 2). Dalam perspektif ayat lain orang yang khusyu‟ adalah orang yang berkeyakinan akan bertemu dengan Allah Swt. (al-Baqoroh : 46). Secara Substansi syari‟at ibadah sholat mengandung dua nilai. Pertama nilai hubungan manusia sebagai makhluk dengan Allah Swt. Sebagai Khaliq. Kedua, nilai hubungan kemanusiaan (Muamalah atau Sosial=hubungan antar manusia dengan manusia lainnya”.

Niat yang berarti mempersiapkan hati untuk berkonsentrasi.

· Takbir al-Ihram. Adalah sebuah pengakuan akan kebesaran Allah. Menggambarkan pengumuman ke”sholat”an kita. Ini menunjukkan bahwa : Pertama, mengangkat tangan ketika takbiratul ihram adalah merupakan simbol atau isyarat untuk memohon ampun dari segala dosa dan kesalahan manusia yang lemah kepada Allah Swt yang Maha Besar sambil membaca doa iftitah, terus fatihah dan dilanjutkan dengan membaca salah satu surat dalam al-qur’an yang dianggap mudah. Kedua, mengangkat tangan juga merupakan kunci pembuka hubungan manusia dengan Allah sebagai Khaliq (Tawajjuh) dan menutup hubungan manusia dengan sesama manusia (Mu‟amalah=sosial), terbukti bahwa setelah takbiratulihram dan kedua tangan disimpan di atas dada, maka orang yang sedang sholat tidak boleh berkata-kata, tidak boleh meludah, tidak boleh tengok kanan atau tengok kiri dan lain sebagainya. Inilah substansi takbir al ihram (takbir yang mengharamkan) artinya setelah takbir ihram tersebut kita diharamkan berbicara, makan, minum dan lain sebagainya karena akan membatalkan sholat itu sendiri.

· Meletakkan kedua tangan di atas dada dalam keadaan berdiri. Tangan kiri dipegang oleh tangan kanan. Gerakan ini merupakan isyarat atau simbol dari : Pertama, bahwa posisi kiri merupakan simbol dari kejelekan atau kejahatan (Ahli syimal=Neraka)

· sedangkan posisi kanan merupakan simbol dari kebaikan (Ahli Yamin=Syurga). Keadaan seperti ini mengandung makna bahwa kuasailah potensi kejahatan (Al-Fujur) dalam diri kita oleh potensi kebaikan atau ketaqwaan (Al-Taqwa) sehingga menjadi manusia yang tidak lupa kepada Allah SWT.dan menjadi manusia yang berbahagia dunia dan akhirat (QS. Al-Syamsyi : 8-10). Kedua, Posisi berdiri mengandung makna perjalanan hidup (Subul Al-hayat) manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. Oleh karena itu hiduplah di jalan kebenaran secara konsekuen dan istiqomah dan jangan hidup di jalan kejahatan atau kesesatan yang hina.(QS. al- Mulk : 2).

· Pandangan selalu menunduk ke tempat sujud. Gerakan tersebut mengandung makna bahwa dalam perjalanan hidup di dunia manusia harus senantiasa ingat akan tanah tempat sujud artinya kematian, sebab kematian merupakan nasihat yang paling efektif bagi manusia yang berakal. Dunia merupakan satu-satunya tempat untuk menebar benih kebaikan. Dan dunia merupakan jembatan untuk menuju akhirat kelak (al-Dunya Majrah al-Akhirah). Walaupun kematian sesuatu yang sangat dibenci dan tidak diinginkan kedatangannya oleh manusia tetapi kematian tetap akan menemuinya jika sudah tiba saatnya.(QS. al-Jum’ah : 8). Contoh hidup manusia pada fase ini adalah fase anak-anak. Diberi gambaran bahwa betapa sulitnya anak kecil berbagi pada sesamanya adalah gambaran betapa anak kecil masih didominasi kesadaran ego dibandingkan kesadaran nurani. Sering ditemui anak kecil yang tidak mau berbagi permen yang dimilikinya pada adiknya sekalipun. Karena takut jatahnya berkurang. Ini adalah fase dimana ego masih berada di atas nurani.

· Gerakan berikutnya adalah ruku‟. Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa ego dan nurani berada dalam posisi yang sama, sejajar. Fase ini menggambarkan fase kehidupan manusia sebagai seorang remaja. Terkadang antara nurani dan egonya bertentangan. Pernahkah anda merasakan betapa enggannya kita berbagi tempat duduk di bis kota pada seorang ibu tua? Atau enggannya berbagi uang jajan kepada seorang peminta-minta di lampu merah? Dalam hati ada pertentangan. Jika diberi uang kita habis, kalau tidak diberi kok kasihan. Inilah fase yang digambarkan oleh gerakan ruku’. Seringkali pertentangan itu kemudian dimenangkan oleh ego kita. Ketidakstabilan fase ini ditegaskan lagi adanya gerakan berdiri sebelum sujud. Ini menandakan betapa seringkali pertentangan batin ini dimenangkan oleh ego.

· Gerakan sujud. Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa kini ego berada di bawah nurani. Adalah penggambaran fase kehidupan manusia berada di fase pencerahan. Fase kedewasaan.

· Gerakan duduk. Adalah penggambaran dari kepasrahan. Pasrah dan tawakal atas semua keputusan Allah akan dirinya. Betapa bahwa manusia itu sudah dijamin semua kebutuhan hidupnya di dunia.

· Dan ucapan salam ke kanan dan ke kiri. Adalah penggambaran betapa kita kelak akan meninggalkan dunia dengan berpamitan kepada orang-orang terdekat kita. Baik yang di kanan, maupun kiri. Dan memberikan doa, semoga engkau diberi keselamatan. Selain itu ucapan salam ini merupakan simbol kembalinya dibuka hubungan manusia dengan manusia yang telah ditutup dengan gerakan takbiratulihram tadi terbukti setelah kita mengucapkan salam kita diperbolehkan berkomunikasi kembali dengan sesama manusia. Ttetapi tidak menutup hubungan manusia dengan Allah Swt sebab seluruh gerakan dalam sholat tadi setelah diketahui filosofinya harus diwujudkan dalam kontek kehidupan sosial (Innaa sholata tanha ‟anil fakhsyai wal munkari).


TUJUAN SHOLAT

1. Supaya manusia menyembah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah Swt saja. (Laa Ilaaha illa anaa fa‟budnii = Toha : 14)

2. Supaya manusia senantiasa ingat kepada Allah Swt yang memberi hidup dan kehidupan. (Wa aqiimishsholata lidzikri = Toha : 14).

3. Supaya manusia terhindar dari perbuatan keji dan munkar. (Innashsholata tanha anilfakhsya wal munkar = Al-ankabut : 15).

4. Supaya agama dan kalimah- kalimah Allah tetap tegak dan hidup di muka bumi ini. (Ashsholatu ”Imaduddin = al- Hadits).

5. Pembeda antara seorang Muslim dan seorang kafir (Alfarqu bainal muslimi wal kaafiri tarkushsholati = al-Hadits, Man taroqashsholata zihaaroon faqod kafaro = al-Hadits)

Shalat Olahraga Jiwa dan Raga


Tekpen-Photografi
28 Desember 2009
Exposure 1/90
Afferture 1/5,6
ISO 800
Cannon EOS 1000D


Tekpen-Photografi
28 Desember 2009
Exposure 1/90
Afferture 1/5,6
ISO 800
Cannon EOS 1000D


Tekpen-Photografi
28 Desember 2009
Exposure 1/20
Afferture 1/5,6
ISO 800
Cannon EOS 1000D


MAU SEHAT? SHOLAT YUK!


Sebelum menyentuh makna bacaan shalat yang luar biasa, termasuk aspek "olah rohani" yang dapat melahirkan ketenangan jiwa. Secara gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW syarat akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerakan tersebut dilakukan dengan benar, thuma’ninah serta istiqamah (terus-menerus).

Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat (Qultum Media, 2005). Madyo Wratsongko mengung-kapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. Membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).


Sehingga analisa kebenaran Rasulullah SAW dalam kisah diatas pendahuluan tadi "jika engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka bertak-birlah". Saat takbiratul ikhram, Nabi Muhammad SAW mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu (H.R. Bukhari). Di hadits lain sejajar dengan telinga. Gerakan takbir (takbiratul ikhram) ini dilakukan selanjutnya ketika rukuk dan ketika bangkit dari rukuk, apa maknanya? Maka kita otomatis dada, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirakan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan membuka telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga.

"Rukuklah dengan tenang" (thuma’ninah). Ketika ruku, Rasulullah SAW, meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut (H.R. Bukhari dari Sa’adib nu Abi Waqas). Apa maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai saraf sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk juga dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat punggung, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf memori dapat dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata menghadap ketempat sujud.

"Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak" apa maknanya? saat kita berdiri dari rukuk dengan mengangkat kedua tangan (i’tidal) darah dari kepala akan turun kebawah, sehingga pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanannya.

"Selepas itu sujudlah dengan tenang" apa maknanya? Bila dilaksanakan dengan benar dan lama. Sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk ke mata, telinga, leher dan pundak, serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darahdi jantung, sehingga dapat meminimalisir resiko jantung koroner.
"Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang". Apa maknanya? Cara duduk diantara dua sujud dapat menyeimbangkan tubuh kita. Selain itu, juga dapat menjaga kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis sampai jari-jari kaki.


tekpend-photography
28 desember 2009
exposure:1/20
Afferture:1/5,6
ISO: 1600
canon EOS 1000D

Sholat dan Hukumnya

Tekpend-Photography
28 desember 2009
exposure: 1/10
Afferture:1/5,6
ISO: 800

SHALAT DAN HUKUMNYA

Shalat atau sering ditulis Salat (ejaan KBBI), Solat, Sholat (bahasa arab = ???? ) merujuk kepada salah satu ritual ibadat pemeluk agama Islam. Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti : do'a. Sedangkan menurut istilah shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.Praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Rasulullah SAW sebagai figur pengejawantah perintah Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, Shalatlah kalian sesuai dengan apayang kalian lihat aku mempraktikkannya. (HR Bukhari-Muslim).
Hukum Shalat:

• Fardhu, Shalat fardhu ialah shalat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Shalat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
o Fardhu ‘Ain : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti shalat lima waktu, dan shalat jum'at(Fardhu 'Ain untuk pria).
o Fardhu Kifayah : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti shalat jenazah.
• Nafilah (shalat sunnat),Shalat Nafilah adalah shalat-shalat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Shalat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu
o Nafil Muakkad adalah shalat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunnat witr dan shalat sunnat thawaf.
o Nafil Ghairu Muakkad adalah shalat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti shalat sunnat Rawatib dan shalat sunnat yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

Rukun Shalat:

1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Berdiri bagi yang sanggup
4. Membaca surat Al Fatihah
5. Ruku' dengan thu'maninah
6. I'tidal dengan thu'maninah
7. Sujud dua kali dengan thu'maninah
8. Duduk antara dua sujud dengan thu'maninah
9. Duduk dengan thu'maninah serta membaca tasyahud akhir dan shalawat nabi
10. Membaca salam
11. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)


opening our journey about sholat


tekpend-photography
28 Desember 2009
exposure: 1/125
afferture: 1/5,6
iso:100







KU Bersujud pada-Mu

Dalam lelahnya jiwa,

Dalam raga terlena,

Aku bersujud pada-Mu,

Ampuni hambamu yang lemah ini,

Yang terkadang meninggalkan-Mu,

Dalam sujudku yang dalam,

Kupasrahkan seluruh jiwa&ragaku

Hanya pada-MU ya Allah…

Kami mengadu kepada-Mu.

Kami bersujud di hadap-Mu.

Dengan segala kesalahan dan dosa kami.

sKami mohon ampun kepadaMu.